Selasa, 26 Mei 2020

Cara Kita Berbicara

Dulu, aku pernah membaca suatu kisah. Katanya, tanpa kata-kata pun, kita tetap bisa terhubung dengan seseorang. Tanpa kata-kata pun, kita tetap bisa saling terhubung dan memahami.

Saat itu aku tidak bisa mempercayainya. Hal seperti itu bukanlah hal yang mudah untuk kupercayai. Karena menakutkan, aku hanya menganggap hal-hal yang terjadi sebatas kebetulan. Lantas menyangkal takdir yang sudah berjalan.

Namun, beberapa saat lalu Kau bilang, "... kata  'KEBETULAN' sendiri butuh 5.2495036789e12 peluang untuk terangkai menjadi kebetulan."

Dan aku tidak bisa membantahnya. Aku tahu kalau semua itu benar. Sesuatu yang terjadi di dunia ini tak pernah terjadi tanpa alasan.

Ketika beberapa waktu lalu Kau menghilang dari deretan itu. Entah berapa kali aku menganggapmu menghindariku. Setidaknya, sampai aku sadar kalau kau punya alasan melakukan itu. Dan hal itu ... jelas terjadi karena apa yang kulakukan padamu.

Sebuah reaksi ada karena adanya sebuah aksi. Itulah yang terjadi padamu. Sebelumnya, aku yang menghilang dari deretanmu, sengaja menghindar dengan alasan, "Kalau aku terus hadir, aku akan lebih egois dan aku akan mengusik kehidupanmu lebih jauh."

Bodohnya, aku tidak sadar dan malah menyalahkanmu. Padahal bisa saja kauberpikir kalau aku hilang karena ingin menghindarimu dalam artian ... aku yang terusik keberadaanmu. Lantas kau ikut hilang. Berbulan-bulan lamanya dan hanya sesekali aku hadir, kau juga.

Tapi beberapa hari kemarin, aku memutuskan untuk tetap hadir dalam deretan itu. Setidaknya, aku masih temanmu dan bukan masalah jika aku ada di sana. Lalu perlahan, kau juga kembali pada deretanku.

Entah akan menghilang lagi atau tidak, tapi untuk saat ini rasanya cukup. Juga, tentang pesan singkat di hari itu, terima kasih banyak, ya!

Hari itu juga terjadi bukan karena kebetulan, tapi terkait dengan sesuatu yang pernah terjadi dulu. Lantas membuatku tertarik lagi dengan kehidupanmu.

Sudah lama sekali, aku benar-benar merindukanmu. Sungguh. Meski lebih lama dari orang lain. Pastikan kita bisa bertemu lagi, ya? Aku masih temanmu.

Juga, cara kita berbicara lantas memutuskan sesuatu, benar-benar tak pernah bisa kuduga. Semuanya, benar-benar berharga.